Tambong, Banyuwangi – Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menggelar pengenalan destinasi/ Familiarization Trip atau lebih dikenal FamTrip di Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi pada 28 Desember 2022.
Kegiatan dimaksud dalam rangka memperkenalkan destinasi wisata baru “Taman Meru” dengan mengajak pegiat media sosial, media massa dan influencer.
Rombongan Famtrip disambut Sekretaris Desa Tambong Abdul Basis beserta perangkat desa, dengan didampingi salah satu pengurus Bumdes Rekso Wijoyo Tambong.
Dalam sambutannya, Sekdes Tambong menyampaikan bahwa Destinasi Wisata Taman Meru yang berlokasi di Desa Tambong tersebut memiliki nilai historis yang patut digali lebih dalam, karena titik tersebut dulunya merupakan Keputren (bagian istana tempat tinggal para putri raja (bangsawan) dari Kerajaan Macanputih.
Saat ini lokasi tersebut berada diantara Desa Gombolirang dan Desa Macanputih Kecamatan Kabat. Selain itu, ia juga menjelaskan keberadaan Sumber Mailang yang berlokasi di perbukitan utara Desa Tambong.
Umumnya sebuah sumber ketika musim hujan dapat menampung air, ini malah kebalikannya, dapat mengeluarkan air pada musim kemarau.
Kedepan, Kawasan Taman Meru akan dijadikan titik wisata kuliner dan geliat ekonomi masyarakat dan tahun depan akan dilaunching Pasar Sawah Meru.
Kades Tambong Agus Hermawan, S.Sos. menjelaskan latar belakang dilaunchinya Pasar Sawah Meru karena lokasinya tepat berada di pinggir sawah dengan lansekap persawahan terasiring serta Gunung Raung di sisi baratnya.
“Rencananya, Pasar Sawah Meru akan dibuka setiap akhir pekan dengan menyajikan kuliner dan jajanan khas pedesaan,” jelasnya.
Selanjutnya, rombongan diajak berkeliling ke Kejaya Handicraft, sentra kerajinan tangan yang ada di Desa Tambong. Produk yang diproduksi mulai dari kerajinan anyaman bambu dengan segala bentuk rupa dan warna hingga kerajinan dari kayu, keramik, jerami, dan lain sebagainya.
Selain kerajinan pajangan dan interior, juga tersedia kerajinan fesyen seperti tas, topi, gelang, kalung, baju batik, kain batik.
Beberapa peserta Famtrip juga berinteraksi langsung dengan pengrajin guna untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci terkait kerajinan tangan yang dibuat.
Seperti yang dikatakan Kades Tambong, Agus Hermawan, S.Sos beberapa waktu lalu, kunci keberhasilan dalam melakukan perubahan yaitu sinergi dan kolaborasi.
Dalam hal ini, beliau mengatakan bahwa Pemdes Tambong melihat peluang yang sangat potensial yang dapat dijadikan sumber pendapatan asli desa, yaitu dengan menggandeng Bumdes, pemilik lahan serta stake holder yang ada untuk memajukan pariwisata desa.
(Nanang/Malik/JMDN)